Kamis, 21 April 2022

jurnal refleksi

JURNAL REFLEKSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Jurnal yang ditulis setiap akhir pelaksanaan pembelajaran, menjadi media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baikyang telah dilakukan. Dengan memiliki rekam jejak yang berkelanjutan seperti ini, guru akan terdorong untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Jurnal ini juga dapat menjadi sarana untuk menyadari emosi dan reaksi diri yang terjadi sepanjang pembelajaran (Denton, 2018). Model 7: Segitiga Refleksi Silakan identifikasi pada segitiga di bawah ini mengenai apa yang Anda pelajari dari pembelajaran hari ini. Anda boleh membuatnya dalam bentuk Ms. Word, Ms. PowerPoint, atau menggambarkannya kemudian memfoto dan menguploadnya di LMS. JURNAL REFLEKSI MODEL SEGITIGA RESTITUSI DISUSUN OLEH : NAMA : …………………………. S.Pd GURU : KELAS VI UNIT KERJA : SDN ………………………… . Gambar (1) Segitiga Restitusi Penjelasan Gambar : 1. Setelah pembelajaran hari ini, saya akhirnya memahami bahwa seorang guru yang telah menyelesaikan pembelajaran harus mampu : a. Menjelaskan materi esensial secara mudah, sehingga siswa mudah menerima b. Memahami Budaya Positif pembelajaran tatap muka terbatas c. Melakukan Pola interaksi guru dan murid , Panduan interaksi guru dan murid, dalam membangun pembelajaran. 2. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan RPP, saya akhirnya mampu menyampaikan materi pembelajaran, dengan kegiatan penunjang : a. Berkolaborasi dengan rekan sejawat dalam pemanfaatan media. b. Diskusi umpan balik bersama murid. c. Eksplorasi Konsep Materi esensial d. Refleksi Terbimbing 3. Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini adalah bahagia walaupun ada kegelisahan karena : a. Bahagia karena mendapat banyak ide dan gagasan dari rekan sejawat dan murid. b. Gelisah karena sampai hari ini, apa yang saya lakukan sebagai guru masih jauh dari konsep berpihak pada murid. 4. Setelah melakukan pembelajaran hari ini, target saya berikutnya adalah dapat menggerakkansemangat belajar tatap muka terbatas dan mengembangkan potensi murid. a. Membentuk kelompok belajar.. b. Membuat kesepakatan kelas, antara guru dengan orang tua dan murid
LAPORAN AKSI NYATA MODUL 1 PARADIGMA DAN VISI GURU PENGGERAK Penerapan Pemikiran Ki Hajar Dewantara Pembelajaran Outing Class Metode Bermain Sepur-Sepuran Muatan Pelajaran IPA Materi Magnet Erva Yulia Kristanti, S.Pd Guru SD Negeri Ngepungrojo 01 CGP Angkatan 4 Kabupaten Pati Latar Belakang Dunia kini sudah semakin tanpa batas, teknologi telah berhasil menghilangkan jarak. Pertukaran budaya baik yang positif maupun negatif kini menjadi sukar terawasi dan tanpa filter. Filter tersebut diharapkan dapat ditumbuhkan sejak dini dalam setiap diri manusia Indonesia agar budayanya tidak tergerus oleh budaya lain yang lebih agresif melakukan penetrasi. Fenomena pandemi COVID-19 sejak permulaan tahun 2020 menjadikan secara fisik sekolah dan kelas diadakan dari jauh, namun sebetulnya jika dipikirkan ternyata kelas-kelas ini justru mendekat dan masuk ke rumah-rumah murid kita di masa pandemi ini. Pandemi membukakan mata kita bahwa guru punya peran yang besar dalam proses belajar murid-muridnya, sekaligus menyingkapkan bahwa orangtua pun punya peran yang tak terelakkan dalam pendidikan anak-anaknya di rumah. Dari pengalaman tersebut, kita disadarkan kembali bahwa pendidikan adalah suatu hal yang sifatnya individual sekaligus komunal yang tak terpisahkan. Murid di kelas-kelas kita adalah bagian dari sebuah komunitas di rumah, di masyarakat, dan di lingkungan, yang harus diberikan cara belajar dengan nyaman, aman dan gembira. Tujuan Aksi Nyata Tidak semua aturan harus dibuat oleh guru tetapi berikan ruang lebih banyak kepada murid untuk berkreasi termasuk memberi pendapat. Salah satu cara untuk mencapai merdeka belajar adalah dengan fokus proses pembelajaran pada murid, bukan guru. Guru memfasilitasi kebutuhan murid dan berusaha membantu murid untuk menggali potensi mereka masing-masing. Untuk mencapai merdeka belajar yang sesungguhnya, murid harus melewati semua proses pendidikannya dalam keadaan nyaman, bahagia, dan merdeka tanpa tekanan apapun. Desain pembelajaran ini sekaligus melestarikan dolanan tradisional yang sudah semakin jarang dimainkan, serta bermanfaat untuk menambah keakraban antar teman satu kelas yang selama pandemic jarang bertemu secara tatap muka langsung. Deskripsi Aksi Nyata 1. Diawali dengan mengungkapkan Perasaan selama melakukan perubahan dikelas, awalnya ada perasaan ragu mampu tidak bisa ataukah akan gagal menciptakan suasana belajar bagaikan taman bermain sebagai aksi nyata filosofis KHD, mengajak siswa belajar sambel bermain permainan tradisional yang sudah jarang mereka lakukan, karena tergerus permainan berbasis teknologi digital. 2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan Bukan tanpa alasan Ki Hadjar Dewantara menggunakan istilah “Taman” sebagai konsep pendidikannya. Taman berarti sebuah tempat bermain. Teduh, tenang, dan tentunya menyenangkan. Anak-anak senantiasa gembira berada di taman. Mereka dengan senang hati menghabiskan waktu di taman. Ki Hadjar ingin konsep pendidikan seperti sebuah taman. Pendidikan haruslah menyenangkan, belajar adalah proses kegembiraan. 3. Pembelajaran dan Pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik yang saya lakukan adalah mendesain pembelajaran outing class tatap muka terbatas materi magnet dengan model permainan sepur-sepuran. Bertempat dihalaman sekolah Mendesain pembelajaran outing class Tatap muka terbatas materi magnet dengan model permainan sepur-sepuran, bertempat Di halaman sekolah. 4. Cara bermain Sepur-sepuran/ Kereta-keretaan adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan di tanah lapang atau halaman yang agak luas. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 anak : Anak-anak berbaris bergandeng pegang 'buntut', yakni anak yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang di mukanya. Seorang anak yang lebih besar, atau paling besar, bermain sebagai "induk" dan berada paling depan dalam barisan. Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan "gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan. Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu. barisan sepur akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak akan 'ditangkap' oleh "gerbang". Setelah itu, si "induk" --dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya-- akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang" perihal anak yang ditangkap. Anak yang berjaga sebagai gerbang akan memberikan pertanyaan berkaitan dengann materi magnet. Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu "gerbang". Permainan akan dimulai kembali. Dengan terdengarnya nyanyi, Barisan gerbong sepur/kereta kembali bergerak dan menerobos gerbang, dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Pertanyaan seputar materi magnet kembali di ajukan gerbang. Demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan kehabisan anak dan permainan selesai. Tolak Ukur Keberhasilan 1. Peserta didik sangat antusias mengikuti kegiatan dan tampak sangat gembira. 2. Tujuan pembelajaran dapat tersamoikan dengan baik. 3. Materi yang pada awalnya terasa sulit dipahami menjadi mudah dan gampang di ingat. 4. Peserta didik dengan kelemahan pemahaman literasi menjadi terbantu dengan melihat dan mendengar materi yang disampaikan temannya.. Program Tindak Lanjut Kesan dan Pesan Rekan Sejawat Bapak Sungarno, S.Pd. guru bidang studi PJOK : Design pembelajran yang telah dilakukan oleh ibu Erva Yulia Kristanti, sebagai peserta CGP sangat menginspirasi. Nilai luhur dari dolanan tradisional yang dapat di ambil yaitu, saling menghormati, kebersamaan, kerjasama, serta interaksi sosial. saat ini nilai luhur seperti permainan tradisional yang dimainkan anak-anak sambal belajar seperti tadi, sudah semakin terkikis dengan adanya kemajuan teknologi, termasuk ponsel pintar yang sudah dimiliki oleh setiap anak. Bahwa "Manusia itu diciptakan sebagai makhluk sosial, maka dari itu kita harus menanamkan sejak dini interaksi sosial. Dolanan tradisional juga merupakan instrumen yang strategis untuk mengalihkan anak-anak, terhadap smartphone mereka. Bukannya malah asik sendiri, dan acuh terhadap orang lain, Ide pembelajaran yang sangat bagus, pembelajaran yang benar-benar menyenangkan, konsep pendidikan sebagai taman bermain, semoga banyak guru yang ikut bergabung dalam program guru penggerak Dokumentasi Kegiatan Foto Kegiatan Deskripsi Kegiatan Konsultasi dan Paparan Kegiatan Aksi Nyata Program Calon Guru Penggerak Kesepakatan Kelas bersama Peserta Didik dalam pelaksanaan kegiatan aksi nyata pembelajaran outing class Pelaksanaan Pembelajaran Outing Class Pembelajaran model bermain sepur-sepuran Refleksi Kegiatan

Nilai dan Peran Gur Penggerak

Modul 1.1.a.7 Merdeka Belajar Salam dan Bahagia, saya erva yulia kristanti CGP dari SDNegeri Ngepungrojo 01 Kec. Pati Kab. Pati Jawa Tengah A. Eksplorasi Konsep Belajar secara merdeka itu artinya B. Transformasi Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, membutuhkan generasi emas yang tangguh supaya dapat bersaing dengan generasi luar yang terus maju dan tumbuh. 1. Tanpa ada rasa terpaksa dan tekanan dari pihak lain 2. Merdeka hatinya dan merdeka cara berpikirnya 3. Berkembang lahir dan batinnya sebagai manusia sesuai kodrat alam hingga meeka mampu menghadapi tantangan zaman, dengan mempertimbangkan kodrat alam dan kodrat zaman. 4. Belajar menjadi sebuah pengalaman yang menyenangkan a. Berpusat pada anak dengan berpihak pada peserta didik, dengan memberikan kebebasan belajar , konsep tut wuri handayani b. Pendidik berperan menuntun bukan menuntut , membimbimbing segala kekuatan potens yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai cita-citanya. Pendidik memberi kepercayaan agar mereka tumbuh menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur dan dapat di andalkan. c. Pendidik sebagai teladan , yang mampu membangkitkan semangat, memotivasi, memberdayakan peserta didik. 1. Mari bersama singnsingkan lengan baju, berhenti mengeluh, kita bangun negara dengan pikiran dan kekuatan penuh, mendorong dan memajukan pendidikan yang holistik (olah cipta, rasa, karsa dan raga ) 2. Mari kta ubah cara pandang, dengan konsep belajar sepanjang hayat. 3. Kita renungkan Filosofi K H D, bahwa pendidik menghamba pada murid. 4. Pendidikan sejatinya seperti Taman, konsep taman siswa yang membahagiakan, menumbuhkan minat, memerdekakan imajinasi dan kreativitas siswa. BAHWA NILAI BUKAN PATOKAN, TAPI SISWA MAMPU MENYADARI PENTINGNYA PROSES UNTUK BEKAL HIDUP DI MASA DEPAN.

Sabtu, 18 Juni 2011

masa lalu

bought a book tenses, then copy them into notebooks, one by one, along with all the examples. Writing in blank book loh, and not for sale, of course. Time to write it, tenses lesson is absorbed. It takes no more than 16 days.

Imagine by other methods (I dont know the which one) which takes more than 10 years (4 years in SD, 3 years in SMP and 3 years in SMA) and many are still confused.

Other than, I often use internet to looking or meet a orang asing.

kangen ngeblog

Generasi Uforia
Mereka larut dalam kegembiraan
Tak pedulikan kesengsaraan
Meninggikan harga diri kesenangan
Melupakan jati diri ketimuran

Sebelum terlambat,.......... kembali
Sebelum jatuh, ................. sadari
Saat kau ingat,................... jadikan cemeti
Sekarang ........................... raihlah jati diri

Berlari kejarlah bintang
Bangkitlah demi negeri terang
Saatnya kau menang
Mengabdi untuk pertiwi terkenang

Bertutur dengan lamah lembut
Pastilah orang akan turut
Tanpa ada rasa takut

Sabtu, 12 Februari 2011

Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan

Minggu, 29 Maret 2010, kala mega berubah gelap dan gemintang enggan untuk bersinar, di bawahnya, aku tersentak oleh sebait pesan singkat di HP ku, yang memberitakan bahwa UU No 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan akan segera diputus Judicial Reviewnya rabu pekan depan, tepat di hari terakhir bulan ini, harapan terakhir perjuangan kontra BHP akan mencapai panggung akhir perjalanannya. Anganku melayang pada sekelumit kisah tentang UU itu dan segala implikasinya bila Judicial Review ditolak dan ia tetap menjadi undang-undang di tanah air kita ini. Apa jadinya nanti negeriku, ketika pendidikan dialihkan ke ranah hukum privat, yang oleh montesqieue dalam bukunya “The spirit of The Law” disebut sebagai hukum yang berorientasi pada pencarian kekayaan? Apa jadinya nanti, kala deregulasi ini melapangkan jalan terjadinya privatisasi di sebuah sektor yang seharusnya bersih dari persaingan, satu-satunya instrumen yang secara struktural mampu menekan harga? Apakah nanti yang tersisa bagi rakyat negeriku yang tiada berpunya? Mungkinkah hanya tinggal pendidikan berkualitas rendah di gedung-gedung yang hampir roboh serta seonggok harapan kosong. Bagaimana nanti ketika ruang publik adi luhung ini yang seharusnya berfungsi sebagai sarana enkulturisasi insan masa depan bangsa harus luruh oleh diskriminasi sekelompok oligarkis kemaruk yang dengan bersenjatakan UU ini menjadi pemilik sah atas pendidikan?

Undang-undang ini tidak boleh hadir lagi di muka bumi persada kita. Ya, kita, siapapun dirimu yang membaca tulisan ini, bila kau pernah merasa iba pada anak-anak jalanan yang berlari bertelanjang kaki demi sesuap nasi di saat mereka seharusnya bisa ada di bangku sekolah, ketahuilah, kau dan juga aku hanya sekedar lebih beruntung telah ditempatkan oleh-Nya di tempat kita alih-alih mereka, maka berjuanglah untuk mereka sebagai wujud syukur. Bila kau pernah mengajar sebagian dari mereka di rumah belajar, rumah singgah atau apapun namanya itu, ketahuilah bahwa anak-anakmu layak mendapatkan tempat yang lebih baik. Bila kau adalah cleaning service-cleaning service luar biasa yang kujumpai di kampusku UI dan kau merasa bahwa upahmu tidak layak, ketahuilah BHP hanya akan memperburuk hal itu dengan alasan efisiensi ala ekonomi pasar. Bila anda seorang guru, dosen, siswa, mahasiswa, supir angkot, tukang bubur, pilot, dokter, insinyur atau apapun, selama anda adalah insan yang tulus memiliki hati untuk bangsa indonesia, terimalah ajakan ini, DARI LUBUK HATI YANG TERDALAM, MARI BERJUANG SETULUS-TULUSNYA DENGAN MEDIA DAN CARA KITA MASING-MASING, MENYERU PADA MAHKAMAH KONSTITUSI AGAR MENGABULKAN JUDICIAL REVIEW UU BHP SECARA KESELURUHAN, DALAM PUTUSANNYA RABU 31 MARET ESOK. JANGAN BERHENTI ATAU PENDIDIKAN YANG BERHATI AKAN MATI, JANGAN BERHENTI HINGGA TITIK DARAH TERAKHIR KITA, HIDUP PENDIDIKAN INDONESIA!

Mari kita buktikan bahwa kita BISA